Kemiripan Melaka dengan Semarang, Yogyakarta dan Solo

Sudah 5 tahun saya berdomisili di Negeri Melaka karena urusan pekerjaan. Selama 5 tahun itulah saya sedikit banyak tau soal Melaka mulai dari wisatanya, budayanya hingga sistem transportasinya yang terintegrasi. Dalam 3 aspek tadi membuat saya berpikir kalau Melaka ini bagaikan gabungan dari 3 kota yang ada di Indonesia yaitu Semarang, Yogyakarta dan Solo. Lho kok bisa? Ya bisa saja dong. Kadang pemikiran saya ini suka random. Dan kerandoman itu juga yang mendorong saya untuk menuliskannya di blog.

Pemandangan pesisir pantai di Melaka. Foto oleh Ivan Yoga Kawula.

Seperti apa kemiripan Melaka dengan Semarang? Kalau dari sudut pandang saya Melaka dan Semarang sama-sama kota pelabuhan di masa lalu. Selain itu, banyak bangunan bersejarah peninggalan pemerintah kolonial di kedua kota ini. Semarang memiliki Lawang Sewu sebagai salah satu ikon kotanya yang merupakan peninggalan Belanda, sementara Melaka memiliki Christ Church yang merupakan gereja peninggalan Belanda sekaligus gereja protestan tertua di Asia Tenggara.

Selain itu sejarah Melaka dan Semarang sama-sama memiliki keterkaitan dengan salah satu penjelajah asal Tiongkok yaitu Laksamana Cheng Ho. Bahkan patung Laksamana Cheng Ho sama-sama dibangun di kedua kota tersebut. Bahkan salah satu teman saya yang bernama Mas Wahyu juga pernah berkata kalau sedang berjalan-jalan di Melaka ia seperti sedang berada di Kota Tua Semarang. Kebetulan dia juga berasal dari Semarang.

Patung Laksamana Cheng Ho di Semarang. Sumber kompas.com.

Patung Laksamana Cheng Ho di Melaka. Sumber foursquare.com.

Lalu bagaimana dengan Melaka dan Yogyakarta? Seperti kita tau Yogyakarta dahulunya sempat menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Mataram sebelum akhirnya VOC membuat kekacauan di Mataram menyebabkan Mataram terpecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Sejarah masa lalu yang panjang membuat Yogyakarta menjadi salah satu pusat bagi pemeliharaan budaya jawa. Anda akan merasakan kultur khas jawa yang kental saat berada di Yogyakarta.

Pun begitu dengan Melaka, anda akan merasakan kultur budaya melayu yang cukup kuat ketika berada di sini. Berbagai cinderamata khas budaya Melayu akan dengan mudah anda temukan saat berada di pusat oleh-oleh Melaka seperti di Pahlawan Walk Market & Bazar Kraftangan Dataran Pahlawan. Perlu diketahui bahwa di masa lalu Kesultanan Melaka sangat berjaya. Kesultanan Melaka sempat menguasai Semenanjung Malaya dan sebagian Riau. Tak heran jika budaya Melayunya amat kuat di sini. Baik Mataram maupun Melaka sama-sama diakhiri masa kejayaannya oleh penjajah. Melaka ditaklukkan oleh Portugis, sementara Mataram dipecah belah oleh VOC.

Pemandangan Melaka diambil dari salah satu hotel ternama di Melaka. Foto oleh Ivan Yoga Kawula.

Soal transportasi terintegrasi baik Solo maupun Melaka sama-sama mengandalkan angkutan bus. Transportasi di Solo dikelola oleh Batik Solo Trans sementara di Melaka dikelola oleh Panorama Melaka Sendirian Berhad. Baik BST maupun Panorama Melaka sama-sama memiliki rute hampir ke pelosok kota. Selain itu integrasi antar transportasi juga cukup baik. BST misalnya, mereka memiliki feeder yang berbentuk angkot. Kerennya pembayarannya menggunakan e-money maupun kartu multi trip. Sementara di Melaka kita bisa menuju ke berbagai daerah di Melaka dengan cara naik bus Panorama Melaka dari Terminal bus Melaka Sentral. Melaka Sentral adalah terminal utama di Melaka. Misalkan anda dari Kuala Lumpur ingin ke Dataran Pahlawan, anda bisa naik bus ke Melaka Sentral lalu naik bus dari Melaka Sentral ke Dataran Pahlawan dengan tarif yang murah. Atau jika anda ingin menikmati indahnya Sungai Muar anda bisa naik bus rute Melaka Sentral - Muar. Mudah kan? Selain itu bus di Melaka juga keren-keren. Sudah banyak peremajaan bus sejak saya pertama kali datang ke Melaka. Jadi meskipun tarifnya murah tapi kualitas busnya gak kaleng-kaleng.

Terminal bus Melaka Sentral.

Itu tadi pendapat saya soal kemiripan Melaka dengan Semarang, Yogyakarta dan Solo. Tentu pembaca memiliki pendapat yang berbeda dan saya terbuka akan pendapat pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Curahan Hati TKI Malaysia : Cowok Dianggap Suka Jajan, Cewek Dianggap Gampang Diajak Tidur