Belajar Dari Spongebob


Selama ini kita ( kids jaman old ) pasti tahu dengan salah satu tokoh kartun bernama Spongebob. Itu hlo, makhluk kotak berwarna kuning yang tinggal di sebuah rumah nanas dan bekerja sebagai koki di Krusty Krab yang bosnya bernama Tuan Krab. Spongebob ini dengan setia selalu bekerja untuk Tuan Krab walaupun Tuan Krab itu kikirnya minta ampun. Bahkan dia berhasil menjuarai kejuaraan kepiting paling kikir selautan.

Tentang Spongebob kita bisa banyak belajar darinya. Mulai dari persahabatan, kebahagiaan, kesetiaan dan rasa syukurnya. Untuk persahabatan tentu tak bisa dibantah bahwa Spongebob adalah makhluk yang nggak pernah punya musuh. Apalagi persahabatan dengan si Patrick yang terkenal kocloknya ngelebihi si Herp itu. Keduanya bahkan pernah mengorbankan ilmu pengetahuan dan uang demi persahabatannya tetap langgeng. Disinilah titik puncak dari persahabatan yang tidak pernah saya temui di dunia nyata.

Kebahagiaan Spongebob juga tidak bisa dibantah lagi. Setiap hari dibangunkan oleh alarm yang suaranya bisa membuat klarinet squidward masuk ke congornya sendiri, setelah itu membuat sarapan dengan sereal, berburu ubur- ubur hingga bekerja di Krusty Krab. Semua itu dilakukannya dengan bahagia dan tanpa beban sama sekali.

Kalau untuk kesetiaan ada hubungannya sama si Tuan Krab. Coba dipikir, apa yang membuat si Spongebob betah kerja di Krusty Krab? Gaji? Oh tidak. Anda tahu gaji Spongebob? Dalam suatu dialog, dikatakan bahwa gaji Spongebob hanyalah satu nickel ( 5 sen / 1 dollar = 100 sen ). Jika dihitung dengan kurs rupiah sekarang maka gaji Spongebob per harinya hanya 800 rupiah. 800 rupiah saudara. Buat beli micin cuma dapet 2, beli chiki nabung dulu 2 hari ( Itupun kalau beli di Indonesia ), mau ngetrip ke Surabaya naik bus Sugeng Rahayu musti nabung 50 harian itupun baru dapet yang kelas Ekonomi. Jadi begini saudara, yang membuat Spongebob betah untuk bekerja ternyata adalah hobinya sebagai tukang masak. Hla kalau begitu kenapa Spongebob nggak buka warung makan sendiri saja? Ahh, mungkin karena ijin usaha di Bikini Bottom itu sulit.

Rasa syukur Spongebob juga gak kalah hebat. Meskipun dia adalah non islam tetapi dia selalu mengamalkan bersyukur setiap harinya. Beda dengan Squidward yang karena tidak pernah bersyukur membuat rumahnya nancep di kawah Gunung Bikini Bottom. Spongebob selalu bersyukur dengan apa yang dia punya. Bahkan ketika kehabisan bahan membuat es krim, dia membuat es krim dengan bahan lain yang karenanya nafasnya jadi bau dan mampu melelehkan sebuah gedung bioskop.

Nah pembaca, kartun Spongebob telah menunjukkan kita sedikit pelajaran hidup. Pelajaran tidak hanya diambil dari guru, ustadz atau yang lain. Dari Spongebob pun kita bisa ambil pelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Catatan Perjalanan : Trip Tanpa Rencana

Bus di Sekitaran Jalanan Jogja - Solo