Membantah Anggapan Kalau Pengibar Bendera One Piece Adalah Pembenci Negara

Beberapa hari lalu saya membeli sekitar 16 bendera one piece untuk saya bagikan kepada warga disekitar rumah saya sekiranya ada yang ingin memasang. Sebelum melanjutkan tulisan ini, saya mempersilahkan jenengan untuk menganggap saya fomo, ikut-ikutan atau apalah itu bagi yang beranggapan begitu. Ya saya akui saya ikut-ikutan. Tapi bukan sekedar ikut-ikutan mengibarkan bendera one piece, lebih dari itu saya juga ikut-ikutan menyuarakan keresahan, kekecewaan dan kekesalan masyarakat terhadap pemerintah.

Bendera Merah Putih dan One Piece yang sempat terpasang di Desa Ngabeyan

Bendera itu dipasang pada hari Minggu, 3 Agustus 2025 oleh rekan-rekan pemuda di lingkungan saya yang dipimpin oleh bapak saya ( yang kebetulan bapak saya adalah ketua RW ). Tapi jangan salah, kami tetap memasang bendera merah-putih sebagaimana kebiasaan setiap agustus. Tapi dibawah bendera merah putih itu ada tambahan bendera one piece. Kami tak akan senaif itu untuk meletakkan merah putih di bawah simbol lain. Ingat, kami kritis ke pemerintah tetapi tetap cinta negara ini.

Kutipan tanggapan Bupati Klaten soal bendera one piece.

Namun 2 hari setelah pemasangan, bapak saya ditegur oleh pihak desa dan diperintahkan agar segera mencopot bendera one piece yang sudah dipasang. Alasannya adalah karena bupati Klaten yaitu Pak Hamenang melarang pemasangan bendera one piece di wilayah Kabupaten Klaten. Instruksi ini bertolak belakang dengan instruksi dari istana bahwa tidak apa-apa memasang bendera one piece asalkan tidak dipasang lebih tinggi dari bendera merah-putih.

Pada akhirnya bapak saya harus legawa dan mengikuti perintah dari pihak desa. Selain itu, pihak desa berdalih ada lomba kebersihan antar RW tingkat desa, pemasangan bendera one piece dianggap sebagai poin pengurangan nilai. Sebagai Ketua RW tentu saja bapak saya harus mengutamakan kepentingan masyarakat di lingkungan RW karena beberapa warga terutama ibu-ibu tentu berharap RW kami bisa memenangkan lomba itu.

Sementara itu di media sosial, banyak netizen pro pemerintah yang beranggapan bahwa orang yang memasang bendera one piece bukanlah orang yang cinta tanah air. Bisa saya katakan mereka SALAH BESAR. Pemasangan bendera one piece sekali lagi adalah sebagai sarana kritik ke pemerintah, bukan sarana kebencian ke negara. Orang-orang yang hari ini mengibarkan bendera one piece bukanlah orang yang membenci negara ini, justru sebaliknya mereka adalah orang yang cinta negara ini namun gerah, kecewa & marah dengan pemerintah yang berkuasa saat ini.

Mereka yang mengibarkan bendera one piece adalah orang yang sama dengan yang bersorak gembira saat Timnas Indonesia menang dan kecewa saat timnas kalah. Mereka yang mengibarkan bendera one piece adalah orang yang selalu berdebat dengan netizen Malaysia ketika netizen mereka merendahkan negara Indonesia. Mereka yang mengibarkan bendera one piece adalah orang yang selalu berharap negara ini tetap eksis, semakin berkembang dan sejahtera masyarakatnya.

Perlu ditekankan bahwa pemerintah sekarang berkuasa karena proses demokrasi, karena itu pemerintah seharusnya selalu menghormati hak berdemokrasi warga negara. Pelarangan Pengibaran bendera one piece adalah bentuk pembungkaman dan mencederai nilai demokrasi itu sendiri. Lagipula daripada ngurusin bendera, kan masih banyak kasus lain yang lebih penting dan urgent untuk diselesaikan.

Yah, setidaknya dengan aksi sebagian masyarakat yang mengibarkan bendera one piece ini membuat pemerintah tersindir dan tersentil sehingga mampu membuka mata. Buktinya banyak yang bersuara. Semoga aksi seperti ini akan selalu ada agar pemerintah bisa selalu berpikir untuk instrospeksi dan memperbaiki kinerjanya ( itupun kalau bisa mikir ya )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekedar Nostalgia Masa Sekolah : One Plant

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja

MotoGP dan Sebuah Renungan Waktu Yang Cepat Berlalu