Obrolan di YIA Yang Berujung Sungkan dan Merasa Menuduh Orang Lain Gak Mampu
Suatu hari saya harus melakukan perjalanan ke rumah nenek saya ke Bali. Karena ngejar waktu saya putuskan buat melakukan perjalanan via udara. Seperti biasa, saya selalu naik Lion Air kalau ke Bali entah itu dari Bandara Adi Soemarmo maupun dari Bandara Internasional Yogyakarta. Kebetulan waktu itu saya memutuskan terbang dari YIA karena harga tiketnya lebih murah ( Kalau ini sih gak pasti, kadang dari Solo lebih murah kadang dari YIA yang lebih murah ).
Sambil menunggu check in saya duduk-duduk dulu di dekat konter check-in sambil main handphone. Tak lama kemudian datang rombongan sekeluarga yang terdiri dari Bapak, Ibu dan kedua anaknya duduk di dekat saya. Sebagai seseorang yang menjunjung tinggi keramah tamahan saya langsung melemparkan senyum kepada mereka yang dibalas senyum juga oleh bapaknya. Gak lama kemudian bapaknya bertanya kepada saya, "Mas orang Bali ya?"
Saya bisa menebak kenapa beliau bertanya begitu, kebetulan saya mengenakan jersey Bali United.
"Saya sih orang Klaten, Pak. Kebetulan ibu saya asli Bali, dan ini saya mau ke Bali ke rumah nenek saya" Jawab saya ke bapak itu.
"Wah, pas banget nih. Bun, ketemu orang Bali. Fotoin ayah ngobrol sama orang Bali." Kata bapak tersebut ke istrinya.
Dari pembicaraan saya dan bapak itu, ternyata beliau sekeluarga berasal dari Pekanbaru yang sedang berlibur di Yogyakarta dan akan melanjutkan liburan ke Bali via jalur udara. Beliau banyak bertanya soal Bali, termasuk apakah saya nyaman menjadi muslim di tengah keluarga hindu. Saya katakan saya nyaman, dan orang Bali sangat menjunjung tinggi toleransi. Saya juga mengatakan ke beliau kalau di Bali gak susah nyari rumah makan halal.
Setelah agak lama ngobrol, saya lihat konter check in Lion Air menuju Denpasar sudah mau dibuka. Langsung saja saya ajak bapaknya untuk check in bareng.
"Ayo pak silahkan kita check in dulu."
Dan ternyata ini adalah blunder bagi saya. Saya benar-benar lupa bertanya maskapai apa yang beliau naiki sehingga beliau menjawab
"Eh punya saya belum buka kok mas. Masih beberapa menit lagi. Soalnya saya naik garuda hehe, terbang jam 13.40."
Duarr... tiba-tiba saya merasa malu sendiri. Sebenarnya sih saya tidak melakukan kesalahan besar kepada beliau, tapi dalam hati saya merasa bersalah karena secara tak langsung saya meremehkan dia. Saya tidak tau apakah beliau berpikir hal yang sama dengan saya atau tidak. Saya yang merasa bersalah langsung meminta maaf dan langsung menuju konter check-in Lion Air.
"Oh gitu ya pak. Kalau gitu maaf ya pak hehe. Saya check in dulu"
Dalam hati saya berdoa "Mugo mugo pas wes neng Bandara Bali ra ketemu bapake kuwi mau meneh". Isin poll sumpah. Ini memang kesalahan saya yang mengira adalah semua orang budgetnya tipis seperti saya sehingga harus naik Lion Air.
Komentar
Posting Komentar