Indonesia dan Permasalahan Negerinya

Tujuh puluh dua tahun sudah kita bebas dari belenggu penjajah dan tujuh puluh dua tahun negeri Indonesia ini merdeka. Namun selama tujuh puluh dua tahun itulah masih banyak permasalahan di negeri ini yang jika orang Indonesia ditanya apakah masalah pelik di negeri ini pasti jawaban rata - rata adalah kemiskinan dan korupsi. Mari kita bahas satu per satu.

1. Kemiskinan
Ilustrasi Kemiskinan ( http://www.harnas.co/2016/01/05/2016-tahun-percepatan-pengentasan-kemiskinan )

Kemiskinan adalah masalah pelik di Indonesia. Sejak jaman Kolonialisme Belanda, Jepang, Pak Karno hingga Pak Jokowi penduduk miskin selalu saja banyak. Bayangkan, bulan Maret lalu penduduk miskin Indonesia mencapai 27,77 juta atau kurang lebih 10% dari jumlah penduduk. Saya tidak tahu, apa kriteria pemerintah menentukan penduduk itu miskin atau kaya.

Dalam hal ini, tentu saja kita sebagai rakyat biasa tidak bisa seenaknya menyalahkan pemerintah. Karena sesungguhnya kita juga bisa mengatasi kemiskinan itu. Bagi warga menengah keatas, mungkin bisa membantu dengan materi. Karena memang Tuhan menciptakan manusia itu ada miskin ada kaya. Nah, jadinya Tuhan juga menugaskan kepada warga kaya untuk mengayomi warga yang miskin. Selain itu, bergabung ke organisasi sosial juga merupakan langkah yang tepat. Karena biasanya organisasi sosial kemasyarakatan juga turut memprogramkan untuk membantu sesama. Misalnya mengadakan aksi bakti sosial ataupun bedah rumah.

Tetapi peran pemerintah juga penting dalam pemberantasan kemiskinan. Seperti halnya bunyi pasal 34 ayat 1 UUD Negara RI 1945 "Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara Oleh Negara.". Namun kenyataannya, saat kita berhenti di lampu merah pasti ada saja pengemis. Saat melewati kawasan kota ada saja gelandangan. Itu bukti bahwa Pasal 34 ayat 1 belum bisa diimplementasikan dengan baik boleh pemerintah RI.

Memang pemerintah juga sudah sering - sering menyalurkan berbagai kartu sakti. Diantaranya Kartu Indonesia Pintar ( Bukan KIP yang digunakan sebagai bukti kepintarannya mas Ferdi ), Kartu Indonesia Sehat maupun kartu yang lainnya. Tetapi sebenarnya ada hal yang lebih bijak lagi. Ialah mengadakan pelatihan pekerjaan di kampung - kampung agar warga mempunyai keahlian, selain itu membuka lapangan pekerjaan baru adalah cara yang bijak. Daripada menyalurkan berkeping - keping KIP tapi kenyataannya hanya digunakan sebagai alat penambah nilai saat mendaftar sekolah baru. Oppssss, keceplosan.

2. Korupsi
Ilustrasi Korupsi ( https://indonesiana.tempo.co/read/50221/2015/10/02/bagja.hidayat/cara-jepang-mencegah-korupsi )

Masalah kedua adalah korupsi. Korupsi seperti sudah jadi budaya politik di negeri ini. Apalagi akhir - akhir ini makin banyak berita operasi tangkap tangan oleh KPK. Kita patut bersyukur, artinya penegakkan hukum terhadap korupsi tidak main - main. Disisi lain harus prihatin karena mencari pejabat jujur itu sudah sangat sulit.

Jika ada berita korupsi, pasti masyarakat ramai - ramai menghujat tersangka. Mereka menganggap bahwa si tersangka tidak amanah karena membohongi rakyat. Namun saya berpikiran, seharusnya kita sebagai rakyat juga harus instropeksi diri. Kenapa? Ya karena awal dari semua kejadian itu adalah kita.

Saat ramai - ramai Pileg, Pilkada maupun Pilpres, kita bakal mau memilih calon yang mau ngasih uang ke kita alias nyogok. Nah, disinilah awal praktek korupsi. Seharusnya rakyat itu cerdas. Jika calon pejabat itu bagi - bagi duit agar bisa dipilih, apakah figur itu bisa dipercaya? Kelemahan kita dalam ilmu politik adalah penyebab semua ini. Kita hanya mencoblos sembarang orang, yang penting ada uang suara rakyat pun tergadaikan. Selain itu, kematangan kita dalam memilih figur pemimpin juga masih kurang. Mau tahu contohnya? Memilih artis dalam pileg maupun pilkada. Nyatanya, belum genap setahun sudah kena kasus duluan.

Sebenarnya agak sulit juga mengatasai kasus korupsi di negeri ini. Anda tahu jaman Soeharto? Selama 32 tahun dia berkuasa pasti banyak yang mikir nggak ada korupsi. Siapa bilang? Justru pada jaman itu banyak kasus korupsi yang ditutup - tutupi pemerintah orde baru. Kalau anda mau tahu kenyataannya, Pak Soeharto dan kroninya memiliki aset sebuah tanah yang ukurannya setara dengan luas negara Belgia. Belgia hlo ya, Belgia.

Mungkin itulah alasan sulitnya mengatasi korupsi di Indonesia. Sebuah kasus yang selama 32 tahun dianggap benar oleh Pemerintah Orde Baru. Tapi setidaknya kita rakyat harus cerdas. Apalagi di tahun 2019 besok, pemerintah yang terpilih di 2019 akan memimpin kita di masa Masyarakat Ekonomi ASIA.

Semoga di ulang tahunnya ke-72 Indonesia makin jaya dan bersih. MERDEKA.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja