Perkara Nego Syal Pasoepati

Pagi itu, dua teman saya yaitu Chiffie dan Sanusi sama - sama ingin membeli syal dan kaos Pasoepati untuk menonton pertandingan Persis Solo pada sore harinya. Karena mereka memang suporter dengan dana minim datanglah mereka ke pasar klithikan yang juga ada pedagang yang menjual syal dan kaos dengan harga murah. Tetapi karena ada berbagai alasan mereka berpisah waktu membelinya. Chiffie membelinya saat pagi sementara Sanusi membelinya saat agak siang.

Singkat cerita mari kita simak dialog nego keduanya,

Chiffie : Mas, ini kaos sama syalnya berapa?

Penjual : Ditotal 75 bro.

Chiffie : Mahal e mas? Tak bayar 50 mas.

Penjual : Waduh, belum bro.

Chiffie : Hla nanti mau tak bawa ke Manahan je mas.

Penjual : Oalah, ya sudah. Bayar 55 kalau mau.

Chiffie : Wah, oke mas.

Sekilas, nego diatas tampak biasa, Namun mari kita lanjutkan ceritanya. Karena Sanusi selesai dengan acaranya, dia menemui Chiffie.

"Tuku jersey rung bro?" Tanya Sanusi.

"Uwes, entuk rega murah malahan" Jawab Chiffie.

"Nang di tukune. Hla mbok aku diterke" Ajak Sanusi.

"Yo gek ayo." Chiffie menyetujui ajakan Sanusi.

Singkat cerita, sampailah mereka di pedagang tadi. Tapi malang bagi Sanusi, syal sama kasonya habis. Mereka lalu mencari pedangang lain dan ketemulah pedagang B.

Sanusi : Syal e karo kaos e pira mas?

Pedagang B : 80 wae.

Sanusi : Larang e mas. 50 yo.

Pedagang B : Rung entuk, 65 gawanen muleh.

Sanusi : Duitku gur 50. Rapopo yo mas. Iki engko yo ameh tak gowo nyang Manahan kok.

Pedagang B : Mbuh kuwi ameh tok gowo nang Manahan po ora kuwi urusanmu.

Sanusi : Rega sedulur mas.

Pedangang B : 65 wes murah.

Sanusi : Ah, yo wes. Aku tuku syal e tok wae.

Dan akhirnya terbelilah Syal oleh Sanusi. Setelah pulang dari membeli syal, mereka ngumpul di depan rumah saya.

"Wo hla seng adol i cen ra ngerti wong ra nduwe duwet kok." Sanusi ngedumel.

"Sabar bro. Hla sopo ngerti seng adol syal yo butuh duwet nggo nang Manahan." Chiffie mencoba menyabarkan.

Duh, duh, denger cerita mereka kok saya jadi geleng - geleng ya. Apa mereka tidak tau kalau harga syal yang bener - bener bagus itu bisa mencapa 200an ribu. Entahlah, hanya mereka yang bisa menjawab.

POKOK E PASOEPATI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja