Beda Tempat, Beda Rasa
Selama
tiga bulan dari Januari hingga Maret saya melaksanakan PKL di Kota Batu, Jawa
Timur. Selama tiga bulan itulah saya hidup di lingkungan baru yang agak jauh
dari tempat asal saya di Klaten. Kondisi itu membuat saya harus pandai
adaptasi, tak terkecuali dengan kondisi airnya. Sudah banyak yang tahu kalau
Klaten dan Batu adalah dua kota dengan kondisi yang sangat kontras. Klaten
berada di dataran rendah panasnya naudzubillah
sementara Batu adalah kota yang dinginnya melebihi sikapnya kepada saya (
curhat ).
Ketinggian
tempat berbeda tampaknya juga berpengaruh pada kondisi airnya. Bertahun – tahun
tinggal di Klaten membuat saya agak kademen
saat awal – awal mandi di Batu. Mandi jam 6 pagi di Batu bagaikan mandi jam
3 di Klaten. Tapi lama kelamaan airnya tampak seperti biasa. Tidak adem lagi. Ya pokoknya seperti mandi
biasa.
Akhir
Maret saya selesai PKL dan balik ke Klaten. Pertama kali mandi di Klaten pasca
PKL rasa airnya sungguh aneh. Seperti pliket
– pliket gimana gitu. Airnya juga kerasa seperti air yang sudah matang.
Pokoknya aneh. Bukan hanya saya yang merasakan, tapi hamper semua teman saya
yang PKL di Kota Batu.
Saya
mengambil kesimpulan, sikap warga suatu kota berbanding lurus dengan kondisi
airnya. Air di Klaten agak hangat karena hangatnya sikap dan sifat warga Klaten
kepada orang lain. Sementara air di Batu dingin, jadinya ya . . . ( iki mung guyon hlo bro. )
Komentar
Posting Komentar