Curahan Hati Pengamen Bus

Sabtu, 25 Maret 2017 lalu saya dan 2 kawan saya naik bus PO. Tentrem dari Terminal Arjosari Malang menuju ke Terminal Purabaya Surabaya. Sebenarnya jadwal saya pulang adalah tanggal 24 Maret, namun karena adanya "gangguan" terpaksa mundur tanggal 25.

Sepanjang perjalanan banyak banyak sekali pengamen yang numpang mencari rezeki di bus yang saya tumpangi. Sebenarnya saya pengen tidur karena setelah sampai di Surabaya harus oper bus jurusan Jogjakarta. Namun kok rasanya pengen juga dengerin lagu yang dilantunkan oleh pengamen. Dari sekian banyaknya pengamen ada satu kesimpulan berharga yang saya dapat yaitu "Mereka selalu dituduh sebagai pelaku kriminal di bus."

Memang di bus yang saya tumpangi sering terjadi kasus kehilangan barang seperti dompet, tas, hp dan lain sebagainya. Dan yang paling sering menjadi "korban" tuduhan adalah sang pengamen. Maka ketika selesai mengamen mereka memberikan sedikit pesan waspada.

Ada pula yang semakin membuat menyentuh hati. Salah satu pengamen menyanyikan lagu dari lubuk hatinya yang terdalam. Bagaimana tidak? Dalam lagunya, beliau mencurahkan isi hatinya yang agak "kesal" karena yang paling sering dituduh sebagai pelaku kejahatan tadi adalah pengamen.

Saya hanya dapat memberi saran ke para penumpang bus, jangan jadikan pengamen sebagai sasaran. Mereka juga berusaha mencari uang dengan halal. Kalau memang ingin aman, naiklah bus Eksekutif saja. Karena resiko naik bus Ekonomi adalah keamanan kurang terjamin.

Mungkin para pengamen sudah cukup muak dengan tuduhan tersebut sampai - sampai terciptalah lagu yang sempat saya dengar didalam bus.

Tetap semangat mencari rezeki yang halal, om. Yakinilah kalian lebih mulia daripada orang - orang atasan yang mencuri uang rakyat.

SEKIAN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja