Beragam Kekonyolan Pemerintah Dalam Menanggapi Masalah dan Protes Masyarakat

Tahun 2025 baru memasuki bulan kedua. Tetapi dalam dua bulan ini masyarakat sudah dibuat gusar dengan berbagai tingkah dan polah pemerintah negeri ini. Berbagai permasalahan menerpa sehingga memunculkan gelombang protes dari masyarakat hingga memunculkan berbagai tagar seperti #kaburajadulu hingga #indonesiagelap di media sosial. Bukannya memunculkan solusi, pejabat pemerintahan justru mengeluarkan statement yang bisa dibilang blass ra masok.

Beberapa statement tadi sampai masuk ke media massa. Dalam beberapa waktu terakhir saya sudah sampai pada tahap dimana membaca berita bukan untuk mendapatkan berita "pemerintah sedang kerja apa" tetapi "kekonyolan apa lagi yang dibuat oleh pemerintah". Berikut beberapa diantaranya yang saya anggap betul-betul konyol.

1. Prabowo Mengatakan "Ndasmu" Kepada Pengkritiknya

Pada saat sedang berpidato dalam perayaan HUT Ke-17 Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto menyinggung orang-orang yang mengkritiknya dalam berbagai hal yang diantaranya soal program makanan bergizi gratis hingga kabinetnya yang terlalu gemuk. Kata "ndasmu" yang dalam bahasa Indonesia berarti "kepalamu" bahkan keluar dari mulut Presiden ke-8 RI tersebut.

Sebagai rakyat biasa saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Soal ini saya tanyakan ke pembaca aja ya, kira-kira pantas nggak seorang presiden berkata seperti itu di depan umum? Anehnya lagi yang ada di situ banyak yang tertawa terbahak-bahak.

2. Sabda Lord Luhut Menghadapi Berbagai Kritikan Masyarakat 


Kalau ini satu orang tapi ada dua topik sekaligus. Yang pertama soal tagar #Indonesiagelap dimana beliau malah nyengak balik orang yang menyuarakan tagar itu dengan kalimat "Kau yang gelap". Sebagai pejabat publik tentu harus bijak dalam menanggapi dinamika di masyarakat. Kalau masyarakat bersuara, tentu ada yang salah dalam pemerintahan dan perlu perbaiki. Ini kok malah nyengak balik orang yang mengkritik.

Yang kedua lebih hebat lagi. Dia nyuruh orang buat pergi ke surga. Ya benar, ke Surga. Pak Luhut, kita nggak minta yang sempurna kok. Tapi ngasih saran biar ada perbaikan di negara ini kan nggak salah juga to, pak?

3. Nyuruh Nanam Cabai Sekarang Dengan Harapan Bisa Dipanen Saat Ramadhan & Idul Fitri

Sumpah, ketika baca berita ini jiwa petani saya bergejolak. Pak Mendagri, jenengan tau nggak to kalau dari penanaman sampai pemanenannya itu perlu waktu kurang lebih 2 bulan. Itu minimal lho pak. Bisa-bisanya usul seperti itu keluar dari mulut MENTERI. Saya pernah denger ucapan seseorang dimana dia bilang kalau mau nanam cabai doang nggak perlu sekolah tinggi. Agaknya orang tersebut salah karena tentu Mendagri kita sekolahnya tinggi dan masih belum paham nanam cabai.

4. Disuruh Tinggal Selamanya Di Luar Negeri

Anjirr lah. Bukannya nyadar malah nantangin rakyat buat tinggal di luar negeri. Berarti menteri satu ini bener-bener nggak ada niatan memperbaiki kondisi negara ya?

5. Bukannya Koreksi Sistem Malah Koreksi Hastag


Saya bener-bener nggak tau gimana ceritanya seorang Raffi Ahmad bisa diangkat jadi utusan khusus presiden. Dan benar saja, kalimat nggak masuk akal dia keluarkan. Saat rakyat sibuk menyuarakan #kaburajadulu si Raffi Ahmad malah fokus pada hastagnya, bukan permasalahannya. Jadi yang dia lakukan adalah mengoreksi hastagnya, bukan menciptakan solusi untuk memperbaiki sistemnya.

Ya seperti itulah statement konyol yang keluar dari mulut pemerintah pada bulan ini. Hambuh lah, intinya saya masih betah di Malaysia dan berharap suatu saat kalau pulang situasi Indonesia sudah membaik.

#INDONESIAGELAP

PETENG TENAN COK...PEMERINTAHE KOCLOK!!!!

Komentar

  1. Mas Halby diaspora Indonesia yang berhasil #kaburajadulu dedikasi dalam kepenulisan dan daya kritis. BRAVO!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada