Terima Kasih Bapak Supir Truk

Sore itu, Saya dan teman saya berboncengan pulang dari sekolah. Saat melewati Jalan Raya Solo - Jogja tepatnya di Ngaran, Mlese kondisi jalan macet. Saya dan teman saya mencoba bersabar. Saya penasaran apa yang membuat jalan macet. Ternyata, ada sebuah truk pengangkut pasir yang mogok dan hanya ada seorang supir.

Tiba - tiba saja Bapak tersebut mencegat kami untuk meminta tolong. Dengan senag hati, teman saya menerimanya. Saya ngedumel dalam hati.

Bapak tersebut meminta kami untuk mendorong truknya. Saya makin kesal, Sebenarnya saya kasihan tetapi waktu sudah semakin sore.

Berkali - kali mendorong namun truk tetap tidak hidup. Tiba - tiba ada seorang bapak yang bertanya kepada teman saya,

"Koe diupahi ora e, le?" Tanyanya.

"Mboten, Pak" Jawab teman saya. Langsung saja bapak tersebut pergi tanpa rasa dosa.

Saat hampir menyerah, bapak tersebut akhirnya punya ide untuk minta tolong supir lain. Dia menalikan truknya ke truk lain, dan Berhasil hidup mesin truknya.

Setelah itu, saya kembali melanjutkan perjalanan. Tiba - tiba saya teringat Bapak saya. Profesinya TL di sebuah biro. Bagaimana nasib Bapak saya jika busnya mogok di tengah jalan? Apakah setragis bapak supir tadi yang hanya sendirian? Tentu saja tidak. Karena kalau bus sebelum berangkat akan dicek dengan ketat.

Hal ini membuat saya untuk hidup lebih bersyukur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja