Dialog KIP

KIP atau Kartu Indonesia Pintar adalah sebuah kartu yang diperuntukan bagi kalangan pelajar yang kurang mampu. Tetapi bagi Saya dan kawan saya, KIP adalah sebuah bukti kalau pemegangnya adalah orang pandai / pintar. Seperti kisah dibawah ini.

Siang itu, saya dan kawan sekelas saya beristirahat di dekat lapangan tenis sekolah setelah menjalani kegiatan praktek di lahan ( Saya siswa jurusan ATPH ). Kami beristirahat sambil bercengkerama. Tiba - tiba kawan saya sebut saja Gepeng bertanya kepada saya,

"Wes entuk KIP rung kowe? ( Sudah dapat KIP belum kamu? )" Tanyanya kepada saya.

"Hurung, hla KIP ameh dinggo opo? ( Belum, hla KIP mau untuk apa? )" Jawab saya sambil balik tanya.

"Oh, berarti kowe wong pekok. ( Oh, berarti kamu orang bodoh )" Sahutnya.

"Coeg, hla kok malah mekok - mekokne. Opo kowe rumongso pinter ye? ( Coeg, malah bodoh - bodohin. Apa kamu ngerasa pinter? )" Saya tidak terima.

"Weh, aku wong pinter kok. ( Weh, aku orang pinter kok. )" Dia menyombongkan diri.

"Buktine opo jal? ( Buktinya apa coba )" Tanya saya.

"Hla aku wes oleh KIP. Berarti kan pemerintah wes ngakoni yen aku pinter. ( Hla aku sudah dapat KIP. Berarti kan pemerintah sudah mengakui kalau aku pinter. )" Dia menjawab dengan polosnya.

Setelah mendengar jawabannya, Saya merasa bersyukur. Ternyata masih ada saja orang yang lebih koclok daripada saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja