Kenapa Rasis?
Kemarin malam, sepulang sekolah saya menyempatkan diri untuk menonton big match Bali Island Cup antara Arema Cronus ( cronus loh ya, bukan Indonesia ) melawan Persib Bandung di Net TV. Saya berpikir, ini adalah momen terbaik untuk kedua suporter bermusuhan ini untuk berdamai di tengah karut marut persepakbolaan indonesia.
Tapi kenyataannya tidak demikian, saya masih mendengar kedua suporter ( Aremania dan Bobotoh Viking ) masih saling berbalas lagu rasis. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Dalam kondisi seperti ini masih sempat - sempatnya untuk rasis. Dimana sebenarnya pikiran mereka?
Mungkin, budaya rasis sudah mendarah daging di dalam hati suporter bola se indonesia ( meskipun ada beberapa suporter yang sudah bisa bersikap dewasa, BCS misalnya ). Tapi apa tidak bisa dihilangkan rasisnya? Apa sebenarnya kegunaan rasis? Belum tentu kalian lebih baik dari suporter yang kalian hujat. Please, hentikanlah budaya rasis.
Saya juga masih ingat saat pertandingan Semifinal Piala Presiden antara Sriwijaya FC vs Arema Cronus di Stadion Manahan beberapa waktu yang lalu. Saat itu saya berada di tribun selatan bareng dengan suporter Arema. Sungguh, nyanyian rasis sangat nyaring terdengar. Mereka tidak bisa menghormati suporter tuan rumah. Apakah dengan rasis menunjukkan kejantanan?
Mungkin, bukan sepakbola namanya jika tidak ada rasis.
Komentar
Posting Komentar