Ironi Hari Anak Nasional


Selamat Hari Anak Nasional kepada seluruh anak - anak di Indonesia. Mumpung ini hari anak, maka saya akan memposting tentang Hari Anak 2016, mulai dari anak itu sendiri sampai kepada beberapa peristiwa yang menyangkut anak.

Sebelum membahas itu, mari kita simak apa itu definisi anak.

Menurut Wikipedia Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Dalam hal ini, seluruh orang yang pernah ada di dunia terkecuali Nabi Adam AS. dan Ibu Hawa adalah anak.

Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah. Dalam hal ini, anda yang berusia 8-18 tahun dan belum menikah adalah anak - anak.

Untuk Hari Anak Nasional 2016 ini, pemerintah mengusung tema "Akhiri Kekerasan Pada Anak". Saya sependapat dengan tema ini. Kekerasan pada anak memang sering terjadi akhir - akhir ini. Yang paling menyita perhatian adalah kasus kekerasan seksual. Bahkan, tak sedikit anak - anak yang melayang jiwanya karena kekerasan seksual.

Tidak hanya kekerasan seksual. Banyak anak yang menjadi korban kejahatan lain. Misalnya penganiayaan, penelantaran, bullying dan masih banyak lagi. Untuk kasus penganiayaan biasanya dilakukan terhadap sesama anak. Pernah melihat video siswa SMA yang menganiaya teman sekolahnya?

Sementara penelantaran biasanya dilakukan oleh orang tua. Mungkin faktor ekonomi menjadi utamanya. Akibat dari penelantaran bisa saja menjadi pusat dari segala sumber kejahatan.

Untuk kasus bullying, biasanya dilakukan karena faktor senioritas di lingkungan pendidikan. Tidak usah saya sebutkan contohnya. Pasti anda sudah banyak tahu.

Faktor yang paling rawan untuk terjadinya kriminalitas adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap putra putrinya. Biasanya, sang anak akan berusaha mencari jati dirinya diluar rumah. Saya kenal dengan seseorang, dia berusaha mencari perhatian dari orang lain dan ikut sebuah kegiatan yang bisa saja menjerumuskan dirinya. Ternyata, dia begitu karena kurang perhatian oleh orang tua.

Tidak hanya kekerasan terhadap anak yang akan saya bahas. Tapi anaknya tersebut juga akan saya bahas.

Saya tadi sore lihat acara TV di MetroTV tentang Lagu Anak - Anak yang mulai dilupakan anak - anak. Mereka lebih senang dengan lagu untuk orang dewasa. Bahkan, ada sebuah klip video yang berisikan lagu dewasa tapi dinyanyikan oleh anak ingusan. Duh, sungguh memprihatinkan bukan?

Lain halnya dengan kepahitan yang dialami oleh seorang guru. Dia dipenjara karena bermain pokemon go mencubit seorang siswa yang bandel. Sebobrok inikah mental generasi penerus bangsa? Hanya dicubit karena bandel.

Mungkin hanya ini yang dapat saya tulis. Ada kurangnya mohon maaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Narendra, Setiap Kayuhannya Tersirat Keadilan Untuk Korban Kanjuruhan

Ngaku Jogja atau Solo Pas Ditanya Orang Darimana Asalnya Itu Bukan Karena Kita Nggak Cinta Klaten, Tapi Karena Yang Tanya Nggak Tau Kalau Klaten Itu Ada

Orang Boleh Tidak Mengenal Klaten, Tapi Kabupaten Ini Lebih Layak Dijadikan Tempat Tinggal Pasca Pensiun Daripada Solo dan Jogja